Friday, June 22, 2012

Comfort Zone Trap: The Deadly Enemy of Success


Musuh paling besar dari kesuksesan adalah ketika Anda merasakan kemapanan, kenyamanan, keenakan, ketentraman, ketika Anda menikmati kemalasan, ketika Anda selalu mengatakan “everything is fine”, ketika Anda selalu menggampangkan keadaan. Dan itulah yang selalu kita alami ketika kita sedang berada di puncak kesuksesan. Ketika Anda dijangkiti perasaan nyaman, ketika Anda sudah terbuai di dalam comfort zone, maka Anda harus siap kesuksesan Anda melayang.

Yang menyebabkan Honda bisa terkejar oleh Yamaha bukanlah karena produk Honda kalah hebat atau kalah cerdas dari Yamaha. Yang membuat Nokia terkejar oleh Blackberry dan ponsel local bukanlah karena Nokia kalah cangih atau kalah inovatif. Tapi karena merek top itu terjangkiti penyakit mematikan bernama: “Comfort Zone Trap”.

Dalam buku berjudul “How to Mighty Faill (2009)”, Jim Collins menemukan bahwa perusahaan-perusahaan hebat yang menuai sukses luar biasa akhirnya bisa jatuh bukanlah melulu karena salah strategi atau kurang piawai menjalankan eksekusi. Penyebab awal dan mendasar justru adalah mental dan sikap manajemen yang mudah puas, nyaman, menggampangkan keadaan, arogan terhadap kesuksesan yang telah mereka tuai, dan kehilangan sense of crisis.

Jim Collins memberikan gambaran yang sangat bermanfaat untuk diambil pelajarannya mengenai proses keruntuhan perusahaan yang telah menuai puncak kesuksesan. Ia mengidentifikasi tanda-tanda perusahaan yang terperangkap dalam “pusaran keruntuhan” akibat adanya penyakit “comfort zone trap” ini.

1. Arogan, yaitu ketika perusahan sudah mulai arogan karena kesuksesan yang telah didapat. Perusahaan juga sudah mulai kehilangan kepekaan terhadap faktor-faktor  yang melandasi kesuksesan mereka sebelumnya.

2. Tamak, yaitu ketika gejala arogan di atas mulai muncul maka kemudian kita dihinggapi oleh apa yang disebut “undisciplined pursuit of more” yaitu ketika kita berpacu terus menuntut sesuatu yang lebih: skala perusahaan yang makin besar; pertumbuhan yang makin besar; pujian-pujian yang makin tinggi; atau singkatnya kita menuntut kesuksesan yang makin dan makin besar. Karena tuntutan ini maka perusahaan biasanya tidak bisa berdisiplin lagi pada apa-apa yang menjadi fokus kemampuannya. Perusahaan juga tumbuh lebih cepat dari kapasitas kecepatan yang dimilikinya. Kalau sudah begini perusahaan menjadi kelebihan beban dan kepayahan karena ambisi yang membabi-buta.

3. Emoh Berisiko, yaitu ketika sinyal-sinyal adanya kelemahan di dalam perusahaan mulai terlihat, namun kinerja keseluruhan perusahaan tetap solid. Manajemen menganggap bahwa sinyal-sinyal kelemahan di dalam organisasi tersebut hanya kerikil-kerikil tajam yang akan gampang diselesaikan. Dalam fase ini, “leaders discount negative data, amplify positive data, and put a positive spin on ambiguous data. They start to blame external factors for setbacks rather than accept responsibility.”

4. Pahlawan Kesiangan, yaitu ketika tanda-tanda penurunan organisasi kian kasat mata, pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana cara pemimpin organisasi meresponnya? Jawabannya biasanya ada dua. Pertama adalah kembali ke disiplin strategi yang telah terbukti membawa organisasi ke tampuk kesuksesan. Kedua, pemimpin berjibaku melakukan pengorbanan habis-habisan dengan melakukan transformasi radikal, revolusi budaya perusahaan, akuisisi membabi-buta, meluncurkan produk hebat, dan sebagainya. Mereka menjadi pahlawan kesiangan. Dalam jangka pendek gebrakan ini membawa hasil, namun umumnya keberhasilan tersebut tidak bisa dipertahankan dalam kurun waktu lama.

5. Kehilangan Harapan, yaitu ketika penurunan pada fase 4 di atas semakin berlarut-larut, maka vitous circle kejatuhan organisasi semakin menemukan momentumnya. Puncaknya adalah ketika kemunduran tersebut semakin menggerogoti kinerja keuangan dan menurunkan moral karyawan. Pada titik ini, si pemimpin  pun kehilangan harapan akan nasib dan masa depan perusahaan. Di sinilah kejatuhan organisasi mulai menemukan jalannya.

Oleh: Yuswohady, Pengamat Bisnis dan Pemasaran
Disadur dari berbagai sumber

Filosofi Lebah vs Nyamuk


Pengusaha Ala Lebah vs Nyamuk

Lebah menghasilkan madu yang punya sejuta manfaat. Sebaliknya, nyamuk sering menjadi permasalahan, misalnya penyakit demam berdarah.

1. Konsep Saling Menguntungkan
Lebah mencari bahan untuk kebutuhan hidupnya, yaitu madu. Lebah hanya akan datang pada bunga-bunga terbaik untuk mengambil sari madunya. Di balik itu, saat mencari madu, lebah tak hanya mengambil manfaat, lebah juga memberikan manfaat untuk persebaran benih tumbuhan. Ia acap kali membawa bibit bunga sehingga tumbuh tersebar mengikuti jalur ke mana lebah terbang.
Jika analogikan sebagai pengusaha, konsep lebah dikenal sebagai simbiosis mutualisme, atau hubungan saling menguntungkan. Pengusaha seperti ini akan mendapatkan kepercayaan dengan tidak hanya mencapai keuntungan pribadi, namun juga memaksimalkan keuntungan pelanggan. Hal ini akan membuat hubungan bertahan lama.
Berbeda dengan nyamuk yang datang hanya untuk mengisap darah sebanyak mungkin. Pengusaha seperti ini hanya mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan sekelilingnya. Entah pelanggan puas atau tidak, yang penting keuntungan sudah di tangan. Hal ini akan mengundang ketidakpercayaan yang berujung pada berakhirnya hubungan.

2. Konsep Networking
Saat lebah bertemu dengan bunga yang banyak sari madunya, lebah tak akan langsung mengisapnya. Lebah pencari ini akan kembali ke sarang mereka terlebih dahulu dan kemudian memberitahukan kepada kawanannya. Setelah itu, barulah mereka bahu-membahu kembali ke lokasi pusat bunga tersebut untuk mengambil sari madu bersama-sama. Tak ada nilai ketamakan yang menggoda lebah untuk menikmati madunya sendiri.
Pengusaha seperti ini tentunya menjanjikan kekuatan kebersamaan yang kuatnya luar biasa. Adanya informasi yang menguntungkan tak dikonsumsi sendiri, melainkan dibagi-bagi demi kebaikan bersama. Hasilnya, usaha bisa saling topang dan saling dukung demi kemajuan bersama.
Berbeda dengan nyamuk yang segera memangsa korban setelah tahu di mana lokasinya. Memang ada beberapa nyamuk yang datang bergerombol, tapi seolah semua sama rakusnya. Isap darah di mana-mana. Pengusaha seperti ini akan terpuruk ditelan ketamakannya. Seperti nyamuk, saat bahaya mengancam, ia sering tak waspada karena saking rakusnya. Nasib seperti itulah yang sering terjadi pada pengusaha yang tak tahu etika demi memuaskan nafsunya sendiri.

3. Konsep Jangka Panjang
Sarang lebah merupakan struktur yang luar biasa sempurna. Bahkan kuman pun tak bisa masuk sehingga madu yang ada di dalamnya bisa bertahan lama. Sarang yang dibangun sudah sangat terencana. Pengusaha seperti ini membangun fondasi yang kokoh sehingga mampu bertahan lama menghadapi tantangan yang ada.
Nyamuk hinggap di mana dia suka. Tanpa persiapan apa pun, jika ada bahaya, nyamuk hanya tinggal menunggu ajalnya. Parahnya, karena nyamuk saking tamaknya, sering terbebani oleh darah yang diisapnya. Pengusaha seperti ini tanpa perencanaan dan tanpa pemikiran jangka panjang, sudah pasti akan rapuh saat tantangan datang mengujinya.

4. Konsep Multimanfaat
Lebah diciptakan sebagai mahkluk yang memiliki sejuta manfaat. Mulai dari madu di sarangnya, kemampuannya menyebarkan benih tanaman, hingga sengatannya yang mampu menjadi obat penyembuh penyakit tertentu. Pengusaha seperti ini akan membawakan manfaat kebaikan dan keberkahan bagi setiap orang yang berbisnis dengannya.
Berbeda dengan nyamuk dengan kerakusannya. Pengusaha seperti ini hanya inign memetik manfaat bagi dirinya sendiri. Pengusaha seperti ini bisa meraih kesuksesan, namun tak kan lama. Sebab, orang tak akan nyaman berdekatan dan berbisnis dengannya.

Oleh: Agoeng Widyatmoko

Elang-kah Saya?


Sebagian penulis menuliskannya sebagai burung elang, sebagiannya sebagai burung rajawali. Apapun itu, nilai perubahannya yang perlu diperhatikan.

Burung elang adalah burung yang paling panjang usianya. Seekor burung elang bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Mencapai umur tersebut adalah pilihan bagi seekor elang, apakah dia hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.
Ketika burung elang mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Pada saat inilah seekor elang harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun, paruh elang sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan sulit untuk makan. Paruhnya mungkin akan menembus lehernya. Cakar-cakarnya pun sudah panjang dan tidak tajam. Hal ini membuat jari-jari elang merasa kesakitan saat berdiri. Bulu pada sayapnya juga sudah sangat tebal sehingga ia sangat sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor elang memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencapai pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Lalu, dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas.
Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul. Dengan paruhnya yang baru, ia akan mecabut kukunya satu-persatu dan menunggu hingga kuku-kuku baru yang lebih tajam tumbuh. Ketika kuku-kuku tersebut tumbuh, ia akan mencabut bulu sayapnya sehingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu telah dilewati, elang itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor burung elang selama kurang lebih setengah tahun.

Jadi, apakah kita ingin menjadi seperti layaknya elang yang berusia 40 tahun? Atau 70 tahun?

Cerita ini pernah dibawakan oleh Rektor BINUS University, Prof. Harjanto Prabowo, di depan semua karyawan tingkat atas pada Rapat Kerja 2011 BINUS University, 12 Januari 2011.

2 Species 1 Love



“Jika pertemuan Pria dan Wanita selalu memunculkan konflik, mengapa mereka masih saja tertarik hidup bersama?”

Sebuah kutipan dari buku karangan Josua Iwan Wahyudi yang saya pinjam dari rekan kerja saya, “2 Species 1 Love”, memberikan 21 inspirasi, 21 gambar kartun yang menyindir, dan 21 tantangan untuk para calon pasangan ataupun mereka yang telah berkeluarga. Buku ini dibagi menjadi 21 bab ringkas, masing-masing terdiri dari 1 lembar gambar kartun yang menyentil, 2 halaman cerita, dan 1 halaman penutup sebagai tantangan.

Bab 1: Cocok Nggak Cocok
“Pernikahan bukanlah mencari orang yang cocok, melainkan saling menjadi orang yang cocok bagi pasangannya.”
Betapa bodohnya mereka kalau selama menjalin hubungan (apalagi yang sudah menikah puluhan tahun) baru mengetahui bahwa ternyata ada perbedaan yang sangat besar yang sulit disatukan. Alasan “tidak cocok” juga membuktikan ketidakmampuan mereka atau ketidakmampuan mereka untuk mengelola perbedaan yang ada. Berhentilah mengkambinghitamkan perbedaan. Andalah yang menentukan masa depan pernikahan Anda.

Bab 2: Adu Nasib
“Takdir pernikahan adalah kebahagiaan sejati. Apakah semua orang akan mencapainya? Tergantung apa yang mereka lakukan dalam pernikahan.”
Keharmonisan sebuah hubungan (termasuk pernikahan) adalah murni inisiatif, kerja keras, dan kedewasaan kedua belah pihak. Keharmonisan tidak datang begitu saja hanya karena orang shio anjing menikah dengan orang shio kerbau. Keharmonisan adalah murni hasil usaha 2 orang yang ditentukan oleh faktor internal, yaitu diri mereka sendiri. Bukan ditentukan oleh faktor-faktor eksternal seperti horoskop dan sebagainya. Jika takdir kebahagiaan pernikahan berada di tangan Anda dan pasangan Anda sendiri, mengapa Anda harus menyerahkannya pada sesuatu yang lain?

Bab 3: Perfect Soul Mate
“Di dunia tidak ada yang benar-benar sempurna. Kesempurnaan hanya ada di dalam pikiran kita.”
Pernikahan berbicara mengenai penerimaan. Menerima ketidaksempurnaan pasangan kita. Menerima sisi-sisi gelapnya. Menerima segala sesuatu yang memupuskan harapan kita. Dan berbahagia di dalam semua ketidaksempurnaan itu. Ketika Anda dan pasangan Anda mampu melakukan semua ini, maka saat itulah Anda menemukan sebuah pernikahan yang sempurna.

Bab 4: Buka-Bukaan
“Kadangkala ada hal yang tidak bisa diubah kecuali dengan penerimaan”
Sadarkah Anda bahwa ada banyak orang yang lebih suka hidup dalam kebohongan, memakai topeng berwajah gembira padahal dibaliknya menyimpan sejuta bau busuk? Terkadang kita lebih suka ditipu daripada melihat kebenaran yang menyakitkan. Padahal tidak ada jalan kita, jika Anda ingin pernikahan Anda kokoh, Anda harus siap melihat “borok” pasangan Anda. Anda harus siap melihat bagian-bagian buruk dari pasangan Anda. Ujian kedewasaan tertinggi dalam pernikahan adalah penerimaan. Jika Anda merasa tidak siap dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk, maka Anda perlu berpikir ulang untuk menikah.

Bab 5: Beda Yang Indah
“Sebuah komposisi musik yang indah dibentuk dari berbagai alat musik yang berbeda, bukan oleh sekumpulan alat yang sama.”
Dalam menyikapi perbedaan, setidaknya ada 4 alternatif yang bisa Anda lakukan bersama: Mengeliminasi, Berkompromi, Kombinasi, dan Toleransi.

Bab 6: Kuncinya Di Sini
“Tidak ada orang sulit di dunia ini, yang ada adalah orang yang belum kita pahami”
Kunci dari sebuah pernikahan yang harmonis adalah saling memahami. Bukan hanya memahami keunikan masing-masing, melainkan juga memahami perbedaan yang bisa muncul akibat keunikan-keunikan tersebut.

Bab 7: Beda Kuliner
“Pria itu seperti wafel dan wanita itu seperti spagethi”
Otak pria itu sepert wafel. Terbagi atas kotak-kotak ruang. Setiap topik memiliki ruangnya masing-masing. Otak wanita diibaratkan seperti bakmi. Semuanya saling sambung-menyambung dan berhubungan. Itu sebabnya tidak mengherankan apabila wanita bisa memulai topik pembicaraan mengenai motor dan mengakhiri obrolannya dengan topik mengenai sepatu high heels.

Bab 8: Bla... Bla… Bla…
“Fokusnya bukanlah Anda, tetapi pasangan Anda!”
.Pria memiliki jatah 7000 kata yang harus dihabiskan dalam sehari. Sedangkan wanita? Mereka juga memiliki jatah 7000 kata, dikalikan 3!

Bab 9: Feeling vs Logic
“Kedewasaan yang sesungguhnya adalah memiliki perasaan yang sudah dipikirkan dan memiliki pikiran yang sudah dirasakan”
Pria mengatasi stress/krisis/masalah dengan berfokus pada menemukan solusinya, sedangkan wanita mengatasi stress/krisis/masalah dengan menggunakan hubungan yang melibatkan unsur emosi.

Bab 10: Saatnya Peka
“Apa yang terbaik menurut Anda belum tentu yang terbaik menurut orang lain”
Wanita bukan hanya menyelesaikan stress dengan berbicara, lebih jauh dari itu, mereka menyelesaikan stress melalui hubungan. Ketika pria dalam kondisi sangat tertekan, maka semua otak mereka yang berhubungan dengan hubungan dan perasaan akan terputus. Pria akan menjadi sangat fokus pada pikiran mereka untuk mencari solusi.

Bab 11: One Track
“Ketika seorang pria sedang fokus, ia akan mengelimininasi sekitarnya”
Ketika pria sedang fokus pada sesuatu, entah ia sedang melihat sesuatu, mendengar sesuatu, atau melakukan sesuatu, maka pria akan cenderung menjadi tidak aware dengan hal lain. Berbeda dengan wanita yang sering disebut sebagai makhluk multitrack.

Bab 12: Triple X
“Anda tidak bisa mencegah burung terbang di atas kepala, tetapi Anda bisa mencegah mereka bersarang di kepala Anda.”
Pria akan memikirkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seks dan porno sebanyak 240 kali sehari. Artinya, rata-rata 6 menit sekali pria cenderung berpikir jorok. Pria mampu memisahkan urusan cinta dan seks. Sedangkan wanita justru membutuhkan cinta untuk membuatnya bergairah secara seksual.

Bab 13: Ikan Ketemu Air
“Hal yang paling Anda anggap remeh bisa menjadi hal terpenting bagi orang lain”
Pria cenderung lebih mudah belajar mengemudi karena untuk mengemudi mobil dan parker sangat diperlukan kemampuan spasial serta koordinasi tangan dan kaki yang baik. Banyak orang maklum ketika sebuah mobil terlihat “ngaco” karena pengemudinya adalah wanita.

Bab 14: Rabun Dekat
“Tidak ada yang salah dengan pasangan Anda, mereka hanyalah berbeda dari Anda.”
Wanita memiliki jangkauan pandangan yang luasnya hampir 180 derajat! Alasan ini pula yang membuat wanita jarang tertangkap basah sedang melirik pria ganteng yang duduk di sebelahnya. Dan pria, sering menjadi korban tertangkap basah sedang memandangi wanita seksi sampai gerakan kepalanya mengikuti kemanapun wanita itu melangkah. Baik pria maupun wanita sebenarnya memiliki persentase yang sama dalam hal “lirik-melirik”.

Bab 15: Ujian Cinta
“Ketika Anda kehilangan rasa percaya, sesungguhnya Anda sedang kehilangan cinta”
Kebiasaan menguji pasangan memiliki dampak yang tidak baik. Menguji adalah indikasi tidak adanya trust dalam sebuah hubungan. Menguji adalah tindakan memaksakan harapan dan tidak bisa menerima bagian tertentu pasangan kita. Menguji adalah bukti ketidakdewasaan dan bukti bahwa ada sesuatu yang bermasalah dalam emosi Anda.

Bab 16: Periode Perang
“Salah satu anugerah Tuhan terbesar kepaad manusia adalah: kemampuan untuk memilih dan menentukan perilakunya sendiri.”
Datang bulan adalah salah satu keluhan terbesar baik oleh kaum pria maupun oleh wanita itu sendiri. Pertama, gara-gara wanita datang bulan, mereka jadi tidak bisa berhubungan seks setiap saat. Kedua, ketika datang bulan, pria sering menjadi sasaran kemarahan wanita untuk alasan-alasan yang terkadang sama sekali tidak jelas.

Bab 17: Shopping Time!
“Wanita tidak pernah membutuhkan alasan dan tujuan untuk berbelanja. Mereka melakukannya karena mereka wanita!”
Perhatikan ketika para wanita sibuk berbelanja, jika mereka bersama pasangannya, mungkin Anda akan melihat ada wajah-wajah lesu yang menghiasi wajah pasangannya. Kepala mereka akan mulai berat dan mengantuk jika diajak masuk ke dalam department store lebih dari 20 menit.

Bab 18: Sang Kompetitor
“Ketika pria tidak mau kalah, ia bukan mirip anak kecil. Anak kecillah yang mirip pria…”
Para wanita, pernahkah Anda melihat para pria begitu ngotot tidak mau kalah untuk sesuatu yang sangat konyol? Misalnya, mereka bertengkar hanya karena kalah main game.

Bab 19: Barter Gen
“Definisi tidak maksimal adalah melakukan, berfungsi atau menjadi sesuatu yang bukan seharusnya”
Pernakah Anda bertanya-tanya mengapa ada wanita yang begitu perkasa, dominan, dan seolah-olah lebih ahli melakukan pekerjaan pria daripada sang pria itu sendiri. Dan sebaliknya, ada juga pria-pria yang begitu feminism, perasaannya sangat halus, dan bahkan kadangkala menggemari beberapa kegiatan favorit wanita seperti ngerumpi, shopping, dan sebagainya.

Bab 20: Konflik Positif
“Konflik menunjukkan kelemahan kita masing-masing. Apakah kita akan menjadi semakin baik atau semakin rusak, tergantung kita sendiri”
Pasangan yang gagal memandang konflik sebagai masalah, sebuah ajang pertarungan, dan tidak belajar dari konflik yang mereka alami. Pasangan yang dewasa memandang konflik sebagai sesuatu yang wajar, dan sebagai sarana untuk menunjukkan titik-titik yang perlu dikembangkan.

Bab 21: Bunuh Diri Ah…
“Cinta bukanlah berapa banyak kebahagiaan yang Anda kumpulkan, melainkan berapa banyak kebahagiaan yang sudah Anda berikan”
Pernahkah Anda menahan diri tidak marah pada pasangan Anda yang sedang datang bulan dan mengomeli Anda tanpa alasan? Jika Anda menjawab pernah, Anda tentu mengerti apa yang kami maksud dengan kata “bunuh diri”.

“Bagaimana mungkin hidup bersama selamanya dengan orang yang jelas-jelas berbeda dengan kita?”
Penasaran dengan isi bukunya? Silahkan cari di toko buku terdekat yah…

Bahasa Mengungkapkan Maaf


Disadur dari “Menikah adalah Bunuh Diri”, Iwan Wahyudi, 2009, p74-76, OST Gary Chapman

1. Pernyataan Menyesal
Orang jenis ini akan meminta maaf dengan mengutarakan penyesalannya. Ia tidak pernah berkata “Saya minta maaf”, melainkan ia akan berkata “Aku menyesal sudah membuatmu sedih…” atau “Aku tahu tindakanku tadi berlebihan dan sudah membuat suasana semakin kacau”. Ia akan mengutarakan penyesalannya sebagai bentuk permintaan maaf. Sisi bagus dari ia adalah ia menyatakan penyesalannya tanpa mengemukakan alasan dan pembelaan diri sehingga bagi banyak orang, bahasa maaf penyesalan mudah untuk diterima.

2. Menerima tanggung jawab
Orang jenis ini akan meminta maaf dengan mengambil tanggung jawab dan mengakui kesalahan. Biasanya kata yang ia ucapkan adalah “Aku tahu akulah yang salah sudah melakukan perbuatan itu.” Ia akan meminta maaf dengan cara meletakkan beban kesalahan pada dirinya dan mengakui kesalahannya. Namun, untuk mengakui kesalahannya, ia tidak mengucapkan kata “Aku minta maaf” karena baginya pengakuannya sudah mewakili permintaan maafnya.

3. Membuat restitusi
Orang jenis ini akan meminta maaf dengan melakukan hal-hal baik untuk menggantikan kesalahan yang sudah ia buat. Ia akan mengajak pasangannya ke tempat-tempat favorit pasangannya, membelikan hadiah, memperlakukan dengan lembut, merayu, dan melakukan berbagai kebaikan. Istilah kasarnya, melakukan restitusi adalah “menyuap” dengan kebaikan.

4.  Mencoba berubah
Orang jenis ini akan meminta maaf dengan tidak banyak membicarakan masalahnya, ia akan langsung to the point kepada solusinya. Kata yang akan diucapkannya adalah “Saya tidak akan mengulanginya lagi...” atau “Setelah ini aku akan berusaha lebih mengerti dirimu...”. Biasanya ia mudah terjebak dengan janjinya sendiri karena setiap kali ia merasa bersalah dan ingin meminta maaf, ia akan mengajukan janji bahwa ia akan berubah sehingga ketika ia mengalami kegagalan dalam berubah, pasangan yang belum memahami bahasa maafnya akan menjadi kecewa karena tidak mendapatkan janji yang sudah diucapkan. Seringkali yang terjadi adalah ia mengalami kesulitan untuk mengubah dirinya sendiri.

5.  Meminta pengampunan
Orang jenis ini akan meminta maaf dengan merasa bersalah dan meminta maaf. Ia akan langsung mengajukan permohonan “Maukah kamu memaafkanku?”. Ia mengajukan permintaan maaf karena ia ingin mendengar kepastian bahwa pasangannya benar-benar memaafkannya dan masih mencintainya serta mau menerimanya.

Bahasa Mengungkapkan Cinta


Disadur dari “Menikah adalah Bunuh Diri”, Iwan Wahyudi, 2009, p70-72, OST Gary Chapman

1. Kata-kata
Orang jenis ini mengungkapkan cinta melalui kata-kata dan pujian. Ia kadang memakai puisi dan lagu sebagai ungkapan cinta. Ia juga pandai menyusun kata-kata yang indah untuk menggambarkan perasaan hatinya. Ia bisa mengungkapkannya melalui tulisan maupun lisan.
Ia akan merasa dicintai dan dihargai jika ia menerima ungkapan cinta melalui kata-kata juga.
Ia akan merasa ditolak dan kecewa jika orang yang dicintainya tidak merespon kata-kata indahnya.

2. Pemberian
Orang jenis ini mengungkapkan cinta melalui hadiah dan pemberian. Ia akan sering memberikan barang dari yang tidak penting dan murah, hingga yang penting dan mahal. Ia akan menyiapkan kado untuk momen-momen tertentu, misalnya ulang tahun, valentine, hari raya agama, dan sebagainya.
Ia akan merasa dicintai dan dihargai jika ia menerima hadiah. Bagi dia pemberian adalah wujud dari cinta.
Ia akan merasa ditolak dan kecewa jika orang yang dicintainya menolak atau mengembalikan pemberian darinya.

3. Sentuhan
Orang jenis ini mengungkapkan cinta melalui sentuhan fisik. Ia “ramah”, alias rajin menjamah. Ia “berbahaya” karena sentuhan fisik bisa memancing nafsu seksual.
Ia akan merasa dicintai dan dihargai jika ia menerima sentuhan fisik sebagai ungkapan cinta juga.
Ia akan merasa ditolak dan kecewa jika orang yang dicintainya menolak atau menjauh saat disentuh.

4. Bantuan
Orang jenis ini mengungkapkan cinta dengan memberikan pertolongan dan menawarkan bantuan. Ia tidak banyak bicara dan terkesan kurang romantis, tetapi ia siap menolong jika ia melihat orang yang ia sayangi membutuhkan bantuan. Bahkan, kadangkala ia rela mengorbankan kepentingan dirinya demi menolong orang yang ia sayangi.
Ia akan merasa dicintai dan dihargai jika ia ditolong dan dibantu.
Ia akan merasa ditolak dan kecewa jika orang yang dicintainya tidak memberikan bantuan pada dirinya atau jika bantuan yang ia tawarkan ditolak.

5. Waktu
Orang jenis in mengungkapkan cinta dengan menyediakan waktu. Baginya, mencintai artinya memiliki waktu berkualitas bersama. Ia akan memberikan waktu untuk ngobrol, makan bersama, rekreasi bersama, atau hanya sekedar berdua dengan orang yang ia sayangi.
Ia akan merasa dicintai dan dihargai jika ia diberi waktu juga.
Ia akan merasa ditolak dan kecewa jika orang yang dicintainya tidak meluangkan waktu untuknya.

How To Remove/Manage Context Menu

Key word :
Context Menu Right Click
How to remove context menu on right click mouse
How to delete context menu on right click mouse
How to erase context menu on right click mouse
How to manage context menu on right click mouse
Bagaimana cara menghapus context menu pada klik kanan mouse tetikus
Bagaimana cara membuang context menu pada klik kanan mouse tetikus
Bagaimana cara mengelola context menu pada klik kanan mouse tetikus

Removing some menu on Context Menu when you click right button on mouse is easy.
E.q, you would like to remove “Bitmap Image” menu when you click right button on mouse on Windows Explorer in menu “New”.




Step 1 : Press [Windows] button + R or click [Start button] then select “Run…” to show Run Dialog
Type “regedit” then press [OK]




Step 2 : Press Ctrl + F to show Find Dialog then type “Bitmap Image
Press “Find Next” button or ENTER button




Step 3 : When item found, double click it then change the value from “Bitmap Image” to other word, e.q “Bitmap Image Deleted”, press [OK] after that

Step 4 : Right click mouse button on Windows Explorer then focus to menu “New
If the old item “Bitmap Image” has changed to “Bitmap Image Deleted”, it means you’ve found the right item to be deleted, continue to Step 5




But if the item still “Bitmap Image”, you’ve found the false one
Back to Regedit Dialog, re-edit the value “Bitmap Image Deleted” you’ve changed back to value “Bitmap Image
Back to Step 3, continue find the item by pressing button [F3] until you find the right item




Step 5 : Back to Regedit Dialog, then delete the item




Step 6 : The item “Bitmap Image” has been deleted from Context Menu




Some menu on Context Menu that you may delete:
Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\SQLServerProfilerTraceData
(Default)
SQL Server Profiler - trace data file

Computer\HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Classes\OISbmpfile
(Default)
Bitmap Image

Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\WinRAR
(Default)
WinRAR archive

Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\WinRAR.ZIP
(Default)
WinRAR ZIP archive

Computer\HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Classes\Photoshop.Image.10
(Default)
Adobe Photoshop Image

Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\CorelDraw.Graphic.13
(Default)
CorelDRAW X3 Graphic

Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\CorelPhotoPaint.Image.13
(Default)
Corel PHOTO-PAINT X3 Image

Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\Flash.ActionScriptFile
(Default)
Flash ActionScript File

Computer\HKEY_CLASSES_ROOT\Flash.Movie
(Default)
Flash Document

Masa Kelam Sang Adidaya


Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah menyeret negara-negara lain. Dampaknya di Indonesia memang tidak terlalu terasa karena kondisi keuangan Indonesia sangat stabil pada saat dikelola oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Apa sebetulnya penyebab terjadinya krisis tersebut? Berikut adalah ulasan yang disajikan dengan ringan agar lebih mudah dipahami.

Tanda-tanda krisis keuangan global sudah bisa diprediksi sejak sub prime mortgage crisis di Amerika Serikat (AS) terjadi pada Agustus 2007. Saat itu orang-orang tidak mengira bahwa krisis tersebut akan menjadi krisis global seperti sekarang. Krisis tersebut dimulai dari:

Pertama, perbankan AS menyalurkan kredit (pinjaman) kepada nasabah properti secara kurang hati-hati. Itulah yang disebut sebagai sub prime mortgage. Kondisi dimana bank tetap mengucurkan pinjaman kepada nasabah yang sebenarnya kurang layak.

Kedua, tahun 2000 hingga 2004, The Fed (Bank Sentral AS) menurunkan suku bunga menjadi 1 persen (merupakan tingkat bunga terendah sepanjang sejarah AS). Bunga yang murah itu mendorong warga AS ramai-ramai mengajukan kredit, termasuk kredit perumahan. Proses pembangunan rumah memerlukan waktu yang tidak singkat, sedangkan permintaan melonjak (orang Indonesia memang lebih hebat dalam hal bangunan, bahkan bisa membangun 999 candi dalam 1 malam). Akibatnya sesuai hukum ekonomi, melonjaknya permintaan terhadap perumahan membuat harga rumah di AS membubung tinggi.

Ketiga, 8 tahun terakhir, perekonomian AS begantung pada konsumsi properti. Dalam periode itu, industri AS kalah bersaing dengan China, sehingga banyak perusahaan AS gulung tikar dan menurunkan upah riil. Penurunan upah riil itu otomatis menurunkan kemampuan nasabah (umumnya para buruh) dalam membayar cicilan kredit. Tahun 2004 hingga 2007, The Fed menaikkan suku bunga secara fantastis dari 1% menjadi 5,2%. Akibatnya, pendapatan buruh semakin rendah namun cicilan kredit membengkak. Saat itu, banyak rumah yang akhirnya disita dan dijual oleh perbankan. Pada Agustus 2007 tercatat ada sekitar satu setengah juta rumah yang disita dan siap dijual oleh perbankan. Sesuai hukum ekonomi, terlalu banyak rumah yang ditawarkan (melampau kebutuhan), maka anjloklah harga jualnya. Orang-orang kaya di AS pun tidak tergiur dengan harga rumah yang rendah karena mereka tidak yakin akan kenaikan harga rumah di kemudian hari. Keadaan itu membuat bank-bank di AS mengalami kerugian atau krisis, yang kemudian disebut sebagai sub prime mortgage crisis.

Penurunan harga properti menurunkan kemampuan bank-bank AS membayar utang mereka pada Lehman Brothers, salah satu perusahaan pemberi pinjaman terbesar. Efek domino ini disebut sebagai serial kebangkrutan, dimulai nasabah, bank, dan menjalar ke perusahaan pemberi pinjaman ke bank. Hantaman krisis yang menyeret aspek-aspek lain membuat Amerika Serikat tidak berkutik. Para pakar ekonomi meyakini Amerika Serikat akan segera memasuki masa resesi hebat (pertumbuhan ekonomi minus). Diyakini pada tahun 2030, Amerika Serikat akan memasuki masa sebagai negara biasa yang sejajar dengan negara-negara berkembang lainnya, atau bahkan lebih buruk. Pada masa itu, negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi besar akan bermunculan dari Eropa dan Asia. Inilah awal masa kelam yang membuat negara Adidaya tersebut tak berdaya.

Dari berbagai sumber.